DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR
ISI....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................1
A. Latar Belakang
...............................................................................1
B. Rumusan Masalah ..........................................................................1
C. Tujuan Penulisan
...........................................................................1
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA.......................................................................2
A. Banjir..............................................................................................2
B. Alarm..............................................................................................4
C. Hukum Archimedes.........................................................................4
D. Rangkain Listrik...............................................................................6
BAB III METODE EKSPERIMEN.....................................................................7
A.Alat dan Bahan ..................................................................................7
B. Prosedur Kerja...................................................................................7
BAB IV HASIL DAN
PEMBAHASAN.............................................................10
A. Hasil Ekseperimen..............................................................................10
B. Pembahasan...........................................................................................10
BAB V PENUTUP.................................................................................................11
A. Kesimpulan ...........................................................................................11
B. Saran .....................................................................................................11
DAFTAR
PUSTAKA..........................................................................................12
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Curah hujan di Indonesia tiap
tahunnya cukup tinggi. Hal ini menyebabkan beberapa wilayah Indonesia sering
terjadi bencana banjir ketika musim penghujan tiba karena beberapa faktor
seperti kondisi lingkungan yang rusak, penebangan hutan secara liar dan kondisi
tempat yang lebih rendah dari sekitarnya. Banyak orang yang kurang peduli
terhadap lingkungan, mereka merusak kelestarian alam sehingga daya resap tanah
terhadap air menjadi berkurang. Hal ini menyebabkan banjir yang terjadi di
berbagai daerah di nusantara. Air yang seharusnya menjadi sumber kehidupan,
malah menjadi bencana bagi banyak orang.
Salah satu cara yang dapat dilakukan
untuk menanggulangi banjir dengan memanfaatkan alat pendeteksi banjir
karena dengan adanya alat tersebut masyarakat di dekat pusat banjir bisa
mengetahui lebih awal terjadinya bencana. Namun pembuatan alat-alat tersebut
membutuhkan dana yang tidak sedikit bahkan bisa menyita waktu serta pengujian
yang lama serta tidak semua orang bisa membuatnya karena memerlukan keahlian
khusus atau dikatakan cukup rumit. Oleh karena itu diperlukan alat pendeteksi
banjir sederhana yang dapat dibuat oleh masyarakat secara mandiri dan dapat
berfungsi secara efektif.
Karena itulah pembuatan alarm banjir
ini diharapkan kelak dapat menjadi solusi bagi warga, untuk mempersiapkan
segala halnya dalam menghadapi banjir demi mencegah kerugian yang lebih besar,
kelak alat ini perlu disempurnakan agar lebih berguna.
B. Rumusan
Masalah
Rumusan masalah
yang diangkat pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanaprinsipkerja Alarm Pendeteksi Banjir?
2. Bagaimana penerapanAlarm Pendeteksi Banjir dalam kehidupan sehari-hari?
C.
Tujuan
Tujuan dilakukannya praktikum percobaan ini adalah
sebagai berikut:
1.
Untuk mengetahui prinsipkerja Alarm Pendeteksi Banjir.
2.
Untuk
mengetahui penerapanAlarm
Pendeteksi Banjir dalam kehidupan
sehari-hari.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Banjir
Banjir adalah
peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan merendam daratan. Pengarahan banjir Uni
Eropa mengartikan banjir sebagai perendaman sementara oleh air pada daratan
yang biasanya tidak terendam air. Dalam
arti "air mengalir", kata ini juga dapat berarti masuknya pasang laut.
Banjir diakibatkan oleh volume air di suatu badan air seperti sungai atau danau yang
meluap atau melimpah dari bendungan sehingga air keluar dari sungai itu.
Ukuran danau atau badan
air terus berubah-ubah sesuai perubahan curah hujan dan pencairan salju
musiman, namun banjir yang terjadi tidak besar kecuali jika air mencapai daerah
yang dimanfaatkan manusia seperti desa, kota, dan permukiman lain.
Banjir juga dapat
terjadi di sungai, ketika alirannya melebihi kapasitas saluran air, terutama di
kelokan sungai. Banjir sering mengakibatkan kerusakan rumah dan pertokoan yang
dibangun di dataran banjir sungai alami. Meski kerusakan akibat banjir dapat
dihindari dengan pindah menjauh dari sungai dan badan air yang lain, orang-orang
menetap dan bekerja dekat air untuk mencari nafkah dan memanfaatkan biaya murah
serta perjalanan dan perdagangan yang lancar dekat perairan. Manusia terus
menetap di wilayah rawan banjir adalah bukti bahwa nilai menetap dekat air
lebih besar daripada biaya kerusakan akibat banjir periodik.
Adapun hal-hal
terjadinya banjir dan pencegahannya sebagai berikut:
1.
Penyebab banjir
Ketika hujan sebagian dari air
ditahan oleh tanah, beberapa diserap oleh tumbuh-tumbuhan, beberapa menguapkan
diri, dan sisanya menalir di sungai. Banjir terjadi ketika tanah dan
tumbuh-tumbuhan tidak bisa menyerap semua air. Kemudian air meluap ke daratan
karena jumlahnya yang tidak bisa dibawa oleh sungai dan tidak bisa ditahan
bendungan. Sekitar 30 persen dari semua hujan timbulnya adalah dari mendung
yang telah lama terbawa angin dari lautan,. Banjir berkala terjadi secara alami
pada hulu sungai, Banjir Sungai sering diakibatkan oleh hujan lebat,
kadang-kadang juga karena lelehan salju, di daerah bagian yang memiliki musim
dingin yang menyebabkan sungai meluap . Banjir yang datang dengan cepat disebut
air bah tiba-tiba. Air bah tiba-tiba pada umumnya diakibatkan oleh curah hujan
yang tinggi di atas suatu area kecil.
2. Akibat dari
banjir
Banjir tidak hanya merusak barang
berharga serta lingkungan ,membahayakan hidup manusia dan binatang, namun
Banjir juga mempunyai efek lain juga. Banjir yang berkecepatan tinggi
menyebabkan erosi lahan seperti halnya permasalahan pemecahan sedimen ke arah
muara. Juga merusak tempat ikan bertelur dan kehidupan rimba , tempat kediaman
binatang rimba juga sering dibinasakan. Banyak warga yang kehilangan tempat
tinggal , mengalami gagal panen , Terputusnya roda perekonomian di daerah yang
terkena banjir , seperti jalan terendam banjir , maka kendaraan untuk
distribusipun terhenti karena tidak bisa lewat . Banyak Pelajar tidak bisa
sekolah , karena sekolahnya terendam banjir , padahal sekolah salah satu cara
meningkatkan SDM ( Sumber Daya Manusia ) Indonesia. Kerugian keuangan karena
banjir ditaksir sekitar jutaan Dolar Amerika per tahun.
3.
Cara menggulangi banjir
Metode dasar pengendali banjir telah
dipraktekkan sejak zaman dahulu. Metode ini meliputi reboisasi dan konstruksi
bendungan, tanggul, reservoir, dan floodways ( saluran tiruan yang mengalihkan
Banjir, Contohnya : Banjir kanal timur di Jakarta ). Di abad 20 permasalahan
dalam pengendali banjir di Amerika Serikat telah mengasumsikan arti penting
nasional oleh karena meningkatkan frekwensi dan intensitas banjir dalam semua
lembah sungai yang besar sebagai hasil penebangan hutan. Sebagai tambahan,
agrikultur dan pengembangan industri , di lembah ini telah mengharuskan suatu
program pengendali banjir dikoordinir. Perundang-Undangan pemerintah pusat
telah diberikan kepada negara untuk mengakibatkan ukuran kendali.
Tindakan pemerintah pusat di dalam
bidang ini banyak dihambat oleh pembatasan konstitutional. Dan pada akhirnya
pada tahun 1879 permasalahan Pengendali banjir Sungai Mississippi telah
dilimpahkan kepada yang 31 negara yang ditunjuk untuk pelaksana sistem
pengeringan sungai. Pemerintah pusat, juga meningkatkan ilmu pelayaran,
keuangan lainnya digunakanuntuk konstruksi bendungan. Pemerintah pusat telah
main suatu peran penting di dalam permasalahan dalam pengendali banjir.
4.
Cara mencegah banjir
Cara mencegah terjadinya banjir
antara lain : Tidak membuang sampah di sungai, selokan, dan saluran air,
melakukan Reboisasi, menghentikan penebangan hutan secara liar, membangun
saluran air yang cukup untuk menampung air bah, seperti banjir kanal timur di
Jakarta.
5.
Alat Pendeteksi Banjir
Guna dari alat ini adalah memberi
peringatan dini dari daerah hulu sungai , bila di daerah hulu sudah mencapai
daerah batas akan terjadi banjir maka alat ini akan bekerja.
Prinsip kerjanya adalah menggunakan
prinsip kerja hukum Archimedes , yaitu tentang tenggelam , terapung dan melayang
. Hukum ini adalah salah satu guna dari alat yang sangat vital dalam deteksi
banjir kami . , yaitu sebuah botol yang bisa terapung yang akan menekan saklar
alarm. Cara memberi tanda adalah dengan bunyi dan cahaya , dari saklar tersebut
di hubungkan dengan sirine dan lampu tanda bahaya .
6.
Karakteristik dari alat pendeteksi banjir
Dalam pembuatan alat pendeteksi
banjir ini prosesnya cukup mudah, karena alat ini menerapkan sistem rangkaian
listrik tertutup. Dalam alat ini mempunyai karasteristik pendeteksi banjir
yaitu prinsip rangkaian listrik tertutup digabung dengan hukum Archimedes yang
dikemukakan oleh seorang Fisikawan yang berasal dariSyracuse – Sicily, dan dia
belajar di Alexandria di Mesir. Dia lahir pada 287 SM dan meninggal pada tahun
212 SM
B.
Alarm
Alarm secara umum dapat didefinisikan sebagai bunyi peringatan atau pemberitahuan. Dalam istilah jaringan, alarm dapat juga didefinisikan sebagai pesan
berisi pemberitahuan ketika terjadi penurunan atau kegagalan dalam penyampaian sinyal komunikasi dataataupun ada peralatan yang mengalami kerusakan
(penurunan kinerja). Pesan ini digunakan untuk memperingatkanoperator atau administrator mengenai adanya masalah (bahaya) pada jaringan.
Alarm memberikan tanda bahaya berupa sinyal, bunyi, ataupun sinar. Praktikum ini tentang pembuatan alarm banjir.
Alarm Banjir berfungsi untuk memperingatkan apabila akan terjadi banjir. Cara
kerjanya menggunakan sensor air hujan dan akan memberi sinyal apabila debit air
hujan yang turun sudah melebihi batas.
C.
Hukum Archimedes
Jika kita
memasukkan sebuah benda ke dalam sebuah wadah yang berisi penuh air, maka air
dalam wadah tersebut akan tumpah. Apabila air yang tumpah dari wadah tersebut
diukur beratnya ternyata beratnya sama dengan berat benda yang dimasukkan ke dalam
wadah tersebut. Hal ini sesuai dengan hukum Archimedes yang ditemukan oleh Archimedes. Archimedes adalah seorang
ilmuwan terbesar pada zamannya. Ia lahir di kota Syracuse, Sisilia pada tahun
287 SM dan meninggal pada tahun 212 SM. Archimedes dikenal sebagai ahli fisika,
marematika, optika dan astronomi. Archimedes terkenal juga dengan teorinya
tentang hubungan antara permukaan dan volume dari sebuah bola terhadap
selinder. Dia juga dikenal dengan teori dan rumus dari prinsip hydrostaticdan peralatan untuk
menaikkan air –‘Archimedes Screw’ atau sekrup Archimedes,
yang sampai sekarang masih banyak digunakan di negara-negara berkembang.
Walaupun pengungkit atau ungkitan telah ditemukan jauh sebelum Archimedes
lahir, Archimedes yang mengembangkan teori untuk menghitung beban
yang dibutuhkan untuk pengungkit tersebut. Archimedes juga digolongkan
sebagai salah satu ahli matematika kuno dan merupakan yang terbaik dan terbesar
di jamannya. Ia dijuluki sebagai Bapak
Eksperimen, karena mendasarkan penemuannya pada percobaan tentang hukum
Archimedes.Hukum Archimedes mengatakan:“Benda yang dimasukkan atau dicelupkan
sebagian atau seluruhnya dalam zat cair akan
mendapatkan gaya yang arahnya ke atas dan besarnya sama dengan
berat zat cair yang dipindahkanoleh benda itu”.
Gaya ke atas yang dialami oleh benda tersebut disebut dengan gaya apung.Gaya apung sama
dengan berat benda di udara dikurangi dengan berat benda di dalam air.
FA = wu - wa
Ada tiga
kemungkinan peristiwa yang terjadi jika sebuah benda dimasukkanke dalam zat
cair. Seperti ditunjukkan
pada gambar berikut!
Benda Terapung
|
Benda dikatakan terapung jika sebagian benda masih muncul diatas
permukaan zat cair. Benda terapung jika :
·
ρB < ρc , Massa jenis benda (ρB ) lebih kecil dari massa jenis zat
cair (ρc).
·
FA = wB , Besar gaya apung (FA)
sama dengan berat benda.
|
Benda Melayang
|
Benda dikatakan melayang jika benda berada dalam zat cair, tetapi
tidak berada di dasar zat cair. Benda melayang jika :
·
ρB = ρc, Massa jenis benda
(ρB ) sama atau
hampir sama dengan massa jenis zat cair (ρc).
·
FA = wB, Besar gaya apung (FA)
sama atau hampir sama dengan berat benda.
|
Benda dikatakan tenggelam jika berada di dasar zat cair. Benda
tenggelam jika :
·
ρB > ρc, Massa jenis benda (ρB ) lebih besar dari massa jenis zat
cair (ρc).
·
FA < wB, Besar gaya apung (FA)
lebih kecil dari berat benda.
|
D.
Rangkaian Listrik
Rangkaian listrik adalah susunan komponen-komponen elektronika yang
dirangkai dengan sumber tegangan menjadi satu kesatuan yang memiliki fungsi dan
kegunaan tertentu. Arus listrik dalam suatu rangkaian listrik hanya dapat
mengalir jika rangkaian listrik tersebut berada dalam keadaan terbuka.
Rangkaian listrik ada dua macam yaitu rangkaian listrik terbuka dan rangkaian
listrik tertutup. Rangkaian listrik terbuka adalah rangkaian listrik yang
memiliki ujung-ujung rangkaian. Sedangkan rangkaian listrik tertutup adalah
rangkaian listrik yang tidak memiliki ujung-ujung rangkaian. Di dalam rangkaian
listrik tertutup ini arus listrik dapat mengalir mengikuti jenis suaturangkaian. Syarat dari rangkaian tertutup
adalah sebagai berikut:
·
Arus listrik hanya
dapat mengalir dalam rangkaian tertutup dari potensial tinggi ke
potensial rendah atau dari kutub (+) ke kutup (-).
·
Menurut perjanjian,
arus listrik pada penghantar searah dengan gerak muatan (+) dan berlawanan
dengan gerak muatan (-).
BAB III
METODE EKSPERIMEN
A.
Alat dan Bahan
1.
Alat
a)
Alarm
b)
Baterai
c)
Cutter
d)
Dinamo
e)
Gelas aluminium
f)
Gunting
g)
Kawat
h)
Paku
i)
Statif + klem (kayu)
j)
Tang
k)
Triples
l)
Wadah/ember
2.
Bahan
a)
Air
b)
Kabel
c)
Lem
d)
Sterofoum (gabus)
e)
Tali
B.
Prosedur Kerja
1.
Menyiapkan alat dan bahan yang akan
digunakan seperti pada gambar:
2.
Membuat batang statif dan klem sebagai
penyangga
3.
Membuat tempat alarm dengan menggunakan
gelas aluminium
4. Membuat pelampung dari gabus lalu lubangi bagian
tengahnya dan hubungkan dengan kawat seperti pada gambar berikut:
5. Menyusun kabel dan saklar, kemudian hubungkan kabel
dan saklar dengan rangkaian baterai yang diletakkan pada tempat baterai
6. Menempelkan sterefoum yang telah dirangkai seri
dengan kabel, baterai, dan saklar pada bagian atas statif
7. Mengaitkan tempat alarm pada klem dengan menggunakan
tali
8. Mengaitkan pelampung yang terbuat dari gabus/sterofoum
pada klem
9. Memasang rangkaian-rangkaian yang telah dirakit pada
wadah yang sudah/diisi air
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Eksperimen
1. Alarm Pendeteksi Banjir
Gambar 4.1 :
Alarm Pendeteksi Banjir
2. Pengetesan
b. Menyediakan ember kecil,
kemudian memasukkan kedalam Menara Alarm.
c. Memasukkan air sedikit demi sedikit sehingga gabus/sterofoum terangkat naik.
d. Mengamati apakah gabus/sterofoum
mampu mengangkat kayu penusuk, dan memperhatikan
juga apakah lempeng besi yang terdapat pada kayu penusuk tepat mengenai kedua
plat seng.
e. Ketika gabus terangkat
naik, maka akan menyebabkan lempeng besi mengenai plat
seng berturut-turut sehingga lampu akan menyala mulai dari lampu hijau, kuning dan merah. Dan bersamaan ketika lampu merah menyala maka
alarm akan berbunyi.
B. Pembahasan
1. Prinsip Kerja
Hukum Archimedes berbunyi “Benda yang
dimasukkanataudicelupkansebagianatauseluruhnyadalam zat cairakanmendapatkangaya yang arahnyakeatasdanbesarnya samadenganberat zatcair yang
dipindahkan olehbendaitu”.Gaya keatas yang dialamiolehbendatersebutdisebutdengan gayaapung.Gayaapungsamadenganberatbenda
di udaradikurangidenganberatbenda di dalam air.
Ada tiga
kemungkinan peristiwa yang terjadi jika sebuah benda dimasukkan ke dalam zat
cair. Salah satunya merupakan pengaplikasian dari eksperimen ini yaitu“Apabila gaya ke atas air lebih besar daripada berat benda, maka benda
tersebut akan terapung (Fa
> Wbenda = Terapung)”. Dengan
demikian dalam eksperimen ini benda yang akan terapung adalah gabus atau sterefoum
sebagai pelampung.
Prinsip kerja Alarm Pendeteksi Banjir yaitu Ketika wadah diisi air, pelampung mendorong gulungan
kawat sehingga menyentuh gulungan
bagian atas.Pada
keadaan ini, rangkaian menjadi tertutup sehingga mengakibatkanbellistrikakan berdering.
2.
Penerapan
Pembuatan
alarm ini sangat bermanfaat bagi masyarakat, karena saat musim hujan
negeri kita sering dilanda bencana banjir. Alat ini dapat digunakan di rumah, sungai atau di tempat yang bisa kemungkinan terjadi
banjir saat hujan deras. Alat ini diletakkan di tempat yang terbuka dan bisa
dijangkau air dalam jumlah yang banyak sehingga alat ini bisa berfungsi dengan
maksimal.
Kita harus segera mensosialisasikan temuan ini
untuk membantu agar korban akibat dari bencana banjir berkurang, karena
masyarakat dapat mendeteksi tanda–tanda banjir datang dengan cepat. Selain itu
pembuatan alat yang sangat sederhana dan
cukup mudah karena alat ini menerapkan sistem rangkaian listrik tertutup.
Artinya tidak menerapkan sistem rangkaian listrik yang rumit, dengan demikian
masyarakat dapat membuat alat pendeteksi banjir mandiri dan alat ini bisa
sebagai alternatif.
BAB
V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari eksperimen ini
adalah sebagai berikut:
1. Prinsip kerja alarm pendeteksi banjir ini adalah
memanfaatkan prinsip rangkaian tertutup digabung dengan hukum Archimedes.
2. Pembuatan
alarm banjirinisangatbermanfaatbagimasyarakat, karena saat musim hujan negerikita sering dilandabencanabanjir.
B. Saran
1. Masyarakatdiharapkandapatmembuatsendirialarmini dan dapat dipergunakan di wilayahnyaterutama di wilayah – wilayah yang
rawanbanjirsehinggadapatmeminimalisirkerugian yang didapat dari banjirtersebut.
2. Selain
deteksi dini dari banjir, masyarakat juga diharapkan kesadarannya untuk menjaga
lingkungannya sehingga banjir dapat dikurangi bahkan tidak terjadi lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Giancoli, D. 2001. Fisika Jilid kedua Edisi kelima. Jakarta: Erlangga
Tipler. 2001. Fisika Untuk Sains dan Teknik Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar